Ramdhankan Hidupmu .....!!
Ramadhankan Hidupmu!!!
Ada
yang tahu asal kata ‘Ramadhan’?
Dari
mana lagi kalau bukan dari Bahasa Arab, ya kan? Ramadhan berasal dari kata ramidha
atau arramadh yang berati panas terik matahari yang intens dan kering,
terutama pada tanah, serta ramdhaa yang berarti pasir terjemur. Panas
mampu mengubah sifat, bentuk dan wujud. Contohnya logam dan plastik yang dibentuk karena suhu yang sangat panas.
Maka, dinamakan demikian karena Ramadhan menghangusi dosa-dosa sebagai mana
matahari menghangusi tanah. Ramadhan membantu dalam membentuk orang bertakwa,
reformasi, dan memperbaharui disposisi fisik, spiritual dan perilaku .
Setelah mengetahui arti kata
Ramadhan, mari kita simak sabda Rasulullah SAW berikut ini….
Diriwayatkan
dari Ka'ab bin Ujrah ra, dia berkata, Rasulullah SAW telah bersabda, “Datanglah
kamu ke mimbar". Kemudian kami datang. Maka, apabila beliau naik tangga
pertama, beliau berkata, 'Amin’, lalu apabila naik tangga kedua juga berkata,
'Amin'. Bila Rasulullah SAW melangkah naik tangga yang ketiga, Rasulullah SAW
pun berkata, 'Amin'. Maka, ketika beliau turun kami berkata, “Wahai Rasulullah,
sungguh hari ini kami telah mendengar dari engkau sesuatu yang belum pernah
kami dengar". Beliau bersabda, "Sesungguhnya Jibril telah datang
kepadaku lalu berkata, ‘Celakalah orang yang melewatkan bulan Ramadhan
begitu saja sehingga dia tidak diampuni'. Aku berkata, 'Amin'. Lalu, ketika aku naik tangga kedua dia
berkata, 'Celakalah orang yang mendengar namamu disebut, tetapi dia tidak
memohon shalawat ke atasmu'. Aku berkata, 'Amin'. Bila aku melangkah naik
tangga ketiga dia berkata, 'Celakalah orang yang menjumpai kedua orang tuanya
telah tua atau salah satu di antara keduanya, namun mereka tidak dapat
memasukkannya ke surga'. Aku berkata, 'Amin'." (HR Al-Bukhari, Al-Baihaqi,
Al-Hakim, dan Ibnu Hibban).
Salah satu ciri suksesnya ibadah kita adalah adanya perubahan. Perubahan ke arah yang lebih tentunya. Jika di luar bulan Ramadhan tilawahnya biasa-biasa saja, maka ketika di Bulan Ramadhan, tilawah tiba-tiba naik secara drastis. Di bulan Ramadhan kita bisa tilawah minimal 1 juz setiap hari, tapi apakah kita tetap menjalankannya di luar bulan Ramadhan?
Itu hal yang wajar memang, sebab Rasulullah SAW bersabda, “Hai sekalian manusia akan datang bulan yang agung (Ramadhan) yaitu bulan yang penuh berkah di dalamnya. Dalam bulan itu ada malam yang mulia (lailatul qadr) yang lebih utama dari pada seribu bulan. Allah telah mewajibkan puasa di bulan itu, dan shalat tarawih di malamnya sebagai ibadah sunnah. Barang siapa yang melakukan kebaikan (ibadah sunah) di bulan itu pahalanya seperti melakukan ibadah wajib dibanding bulan yang lainnya. Dan barang siapa melakukan kewajiban di dalamnya, maka pahalanya seperti melakukan 70 kewajiban dibanding bulan lainnya. Bulan Ramadhan adalah bulan ditambahnya rizki orang mukmin, bulan di awalnya menjadi rahmat, di tengahnya menjadi ampunan dan di akhirnya merupakan kebebasan dari neraka.” (HR. Ibnu Huzaimah).
Betapa sayangnya Allah SWT kepada ummat Nabi Muhammad SAW. Allah SWT memberikan banyak bonus pahala di bulan Ramadhan. Pahala ibadah sunnah sama dengan ibadah wajib, dan pahala wajib dikali 70. Inilah sebabnya, amal-amal yang dilakukan di Bulan Ramadhan sengaja digenjot demi meraih kebaikan-kebaikan Allah SWT. Pertanyaannya, sanggupkah kita mempertahankan amal-amal yang sudah ditargetkan selama 1 bulan penuh? Kamu gak yakin, kan? Maka, bulan Ramadhan bukanlah bulan untuk melatih diri. Justru 11 bulan setelah-nyalah waktu untuk kita melatih diri dengan amal-amal yang terbaik. Terutama 6 bulan sebelum Ramadhan.
Ma’la Bin Fadhal berkata: “Dulu
para Sahabat Rasulullah SAW berdoa
kepada Allah sejak enam bulan sebelum masuk Ramadhan agar Allah sampaikan umur
mereka ke bulan yang penuh berkah itu. Kemudian selama enam bulan sejak Ramadhan
berlalu, mereka berdoa agar Allah terima semua amal ibadah mereka di bulan itu.
Di antara doa mereka ialah : Yaa Allah, sampaikan aku ke Ramadhan dalam
keadaan selamat. Yaa Allah, selamatkan aku saat Ramadhan dan selamatkan amal
ibadahku di dalamnya sehingga menjadi amal yang diterima.”
Beginilah para sahabat
memberikan kita teladan. Mempersiapkan diri dari 11 bulan sebelum Ramadhan.
Karena mereka paham akan keagungan dan keistimewaannya. Mempersiapkan diri
untuk lebih dekat dengan Allah SWT. Tidak hanya di bulan Ramadhan saja tiba-tiba
mendadak soleh. Inilah yang diungkapkan Imam Nawawi : Celakalah kaum
Ramadhaniyyin. Mereka tidak mengenal Allah kecuali di bulan Ramadhan.
Sungguh Rasulullah, Sahabat dan generasi setelahnya mengenal Allah sejak
jauh-jauh hari sebelum Ramadhan dan di bulan Ramadhan pengenalan kepada Allah
lebih mereka tingkatkan.
Selanjutnya, mari kita simak
sejarah. Berbagai peristiwa besar terjadi di Bulan Ramadhan. Salah satunya
Perang Badar. Apabila para sahabat menjadikan bulan Ramadhan sebagai ajang
melatih dalam beramal, apakah bisa perang Badar dimenangkan pihak muslim?
Justru di Bulan Ramadhan kita tunjukin kehebatan kita dalam beramal yang sudah
dilatih 11 bulan sebelumnya.
Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya
umatku mengerti kebaikan-kebaikan yang ada di bulan ini (Ramadhan), niscaya
umatku mengharapkan dalam setahun menjadi Ramadhan semuanya.” (HR.
Ath-Thabrani)
Yuk semua, Ramadhankan hidupmu…. Setelah Ramadhan ini, kita tetap
menghidupkan amalan-amalan ibadah kita ya agar nanti jika bertemu Ramadhan lagi
kita siap berlomba di bulan yang istimewa ini.
-----SALAM MUSLIM NEGARAWAN-----
Wrote
by Dita Meilina
(dari berbagai sumber)
Comments
Post a Comment